Selasa, 26 Mei 2015

Makalah MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : IAD, ISD, IBD
Dosen Pengampu : Syaiful Mujab M.Si


Disusun Oleh :
Kelompok 8 (E II)
Rini Wahyuni                        : 1320210155
Erma Muftia Nihayatin        : 1320210154
Aulia melani                                       : 1320210152

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM / EKONOMI SYARI’AH
TAHUN 2013/2014


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, perlu adanya pemahaman  mengenai manusia dan kebudayaanya yang lebih mendalam guna mempererat persatuan dan kesatuan serta untuk menyadari adanya keanekaragaman budaya yang berbeda di negara kita. Hal tersebut apabila tidak diperhatikan dengan baik dapat menimbulkan perpecahan di dalam suatu negara yang majemuk ini. Sehingga diperlukanya mata pelajaran yang mempelajari mengenai masalah-masalah sosial serta kebudayaannya yang senantiasa berhubungan dengan manusia.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan manusia?
2.      Apakah kebudayaan itu?
3.      Apakah pengaruh budaya dalam kehidupan manusia?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui  pengertian dan hakikat manusia.
2.      Mengetahui dan memahami kebudayaan.
3.      Mengetahui dan memahami pengaruh budaya dalam kehidupan manusia.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Manusia
1.      Pengertian manusia
Manusia dipandang dari segi ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika). Manusia merupakan mahluk biologis yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atu selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik). Dan lain sebagainya.[1]
a.    Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait:
1)   Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
2)   Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
3)   Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4)   Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.

b.   Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur:
1)   Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
2)   Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat diterima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
3)   Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi.[2]

2.      Hakikat manusia
Ada beberapa pandangan tentang hakikat manusia. Disini akan dikemukakan pandangan dari aliran materialisme, idealisme,  realisme klasik, teologis, humanistik dan behaviorismel.
a.    Pandangan materialisme.
Menurut pandangan materialisme materi merupakan satu-satunya kenyataan dan salisme beranggapan bahwa jiwa semua peristiwa terjadi karena proses material ini. Pandangan ini menghasilkan pernyataan :
1)      La Metri mengatakan bahwa manusia tidak berbeda dengan binatang.
2)      Ludwig Feuerbach yang berpendapat bahwa hakikat dunia ini bersifat material.
3)      Molem Schott berpendapat bahwa hubungan antara otak dan pikiran seperti hubungan antara air seni dengan ginjal.
4)      Karl Marx menganggap bahwa hakikat manusia itu selalu berubah tergantung dari sejarah yang dilaluinya dan kebijakan yang ditetapkan negara.
b.   Pandangan Idealisme
Idealisme beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya.
1)      Idealisme rasionalisme, manusia adalah makhluk berpikir.
2)      Idealisme Etis, manusia tidak sepenuhnya suci, tetapi kemanusiaan di dalam dirinya harus suci karena merupakan subjek dari hukum kesusilaan.
3)         Idealsime Estetis, menganggap manusia menjadikan hidupnya sebagai suatu hasil karya seni. Manusia harus berkembang sesuai dengan bakatnya dan harus selaras dengan dunia luar.

c.    Pandangan Realisme Klasik
1)      John Wild, beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk kejiwaan.
2)      Hyle dan Morphe, bahwa manusia merupakan makhluk yang hylomorpkistis, tersusun atas materi dan jiwa.
d.   Pandangan Teologis
Teologis membedakan manusia dari makhluk yang lain karena hubungannya dengan Tuhan.
1)      Manusia diciptakan oleh Tuhan dan tersusun atas tubuh dan roh, sebagaimana telah dinyatakan dalam Al-Qur’an.
2)      Manusia adalah makhluk yang lemah, tergantung pada Tuhan, dan bersifat tidak kekal.
3)      Manusia adalah penanggung dosa, sebagaimana telah dinyatakan dalam Injil.
e.    Humanistik.
      Rogers, tokoh humanistik, berpendapat bahwa manusia memeiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ke hal yang positif, manusia itu rasional ,tersosisalisasikan dan dalam beberapa hal dapat menentukan nasibnya sendiri. Menurut Rogers manusia dalam proses menyadari, menjadi, tidak pernah berhenti, tidak pernah selesai atau sempurna.
f.    Behaviorisme
      Menganggap bahwa manusia sepenuhnya adalah mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol faktor-faktor dari luar. Lingkungan menjadi penentu tunggal tingkah laku manusia. Teori ini di kritik merendahkan derajat manusia karena mengingkari ciri- ciri penting seperti kemampuan memilih, menetapkan tujuan dan mencipta.


B.     Kebudayaan
1.      Pengertian Budaya
Kebudayaan berasal dari kata cultuur ( Bahasa Belanda ), culture ( Bahasa Ingris ), yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Akan tetapi ada yang berpendapat bahwa kebudayaan berasal dari kata buddhayah ( Bahasa Sansekerta ), yaitu bentuk jamak dari Buddhi yang berarti pikiran atau perasaan.
Berdasarkan arti kata tersebut, kebudayaan mempunyai dua dimensi umum yaitu dapat diamati dan tidak dapat diamati. Berdasarkan dimensinya kebudayaan secara umum didefinisikan ke dalam dua aliran yaitu aliran ideasional dan aliran behaviorisme.
Definisi kebudayaan dari aliran Ideasional
a. Edward B. Taylor mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat..
b. C. Kluckhohn dan W. H. Kelly berdasarkan wawancaranya dengan beberapa ahli merumuskan kebudayaan sebagai pola untuk hidup yang tercipta dalam sejarah, yang eksplisit, implisit, rasional, irrasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman-pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.
 Definisi Kebudayaan dari Aliran Behaviorisme (materialisme)
a. Kebudayaan sebagai fenomena yang dapat diamati yaitu pola-pola kehidupan di dalam komunitas, aktivitas yang berulang secara reguler serta pengaturan material dan sosial.
b. Eugene A. Nida mengartika kebudayaan sebagai perilaku manusia yang diajarkan terus-menerus dari generasi ke generasi berikutnya.[3]
Dari definisi diatas dapat disimpulkan, kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dimana yang dimiliki oleh bersama oleh suatu kelompok yang diwariskan dalam suatu kelompok hidup masyarakat budaya besifat kompleks,abstrak, dan luas.
2.      Unsur-unsur kebudayaan
suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem yang mendukung terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang membentuk sebuah budaya, mulai dari bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain-lain. Semua itu adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi mereka.
a.     Bahasa: yaitu suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur- unsur bunyi ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi.
b.     Sistem pengetahuan: yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan alam maupun sosialnya menurut asas – asas susunan tertentu.
c.      Organisasi sosial: yaitu keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan merupakan salah satu dari unsur kebudayaan universal.
d.     Sistem peralatan hidup dan tekhnologi: yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan, pemeliharaan, dan penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya.
e.      Sistem mata pencarian hidup: yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam konteks kebudayaan.
f.      Kesenian: yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta memiliki nilai dan makna yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut.
g.      Sistem religi: yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta sarana yang berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib.[4]



3.      Karakteristik-karakteristik Budaya
a.       Komunikasi atau bahasa
Sistem komunikasi verbal dan nonverbal, membedakan suatu kelompok dari kelompok lainnya. Terdapat banyak bahasa asing didunia.
b.      Penampilan
Ini meliputi pakaian dan dandanan (perhiasan) luar, juga dekorasi tubuh yang cenderung berbeda secara kultural. Kita mengetahui kimono Jepang, dan ikat kepala Indian Amerika. Beberapa suku bangsa mencorengi wajah-wajah mereka untuk bertempur, sementara sebagian wanita menggunakan kosmetik untuk memperlihatkan kecantikan. Dalam subkultur militer, adat istiadat, dan peraturan-peraturan menetukan pakaian harian, panjang rambut, perlengkapan yang dipakai dan sebagainya.
c.       Makanan kebiasaan
Cara memilih, menyiapkan dan memakan makanan sering berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Misalnya orang-orang Amerika menyukai daging sapi tapi daging sapi terlarang bagi orang-orang Hindu.
d.      Kesadaran akan waktu
Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lain. Sebagian orang tepat waktu dan sebagian orang lainnya merelatifkan waktu. Umumnya, orang-orang Jerman tepat waktu sedangkan orang-orang Amerika Latin lebih santai. Dalam beberapa budaya, kesegeraan ditentukan oleh usia atau status, maka dibeberapa negeri orang-orang bawahan diharapkan tepat waktu ketika menghadiri rapat staf, tapi bos adalah orang yang terakhir tiba.
e.       Penghargaan atau pengakuan
Suatu cara lain untuk mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan cara dan metode memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik dan berani, lama pengabdian atau bentuk-bentuk lain penyelesaian tugas. Dalam subkultur bisnis terdapat penghargaan-penghargaaan untuk mengakui hak-hak istimewa kaum eksekutif seperti pemberian jamuan makan malam. Dalam subkultur polisi, penghargaan ini bisa berupa pemberian medali.


f.       Hubungan-hubungan
Budaya juga mengatur hubungan-hubungan manusia dan hubungan-hubungan organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan, kekuasaan dan kebijaksanaan.
g.      Nilai dan norma
Suatu budaya menetapkan norma-norma perilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. Aturan-aturan keanggotaan ini bisa berkenaan dengan berbagai hal, mulai dari etika kerja atau kesenangan hingga kepatuhan.
h.      Rasa diri dan ruang
Kenyamanan yang orang miliki dengan dirinya dapat diekspresikan secara berbeda oleh budaya. Setiap budaya mengesahkan diri dengan suatu cara yang unik.
i.        Proses mental dan belajar
Beberapa budaya menekankan aspek pengembangan otak ketimbang aspek lainnya sehingga orang dapat mengamati perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam cara orang-orang berfikir dan belajar. Bebrapa budaya menyukai berpikir abstrak dan konseptualisasi sementara budaya-budaya lain lebih menyukai menghafal diluar kepala dan belajar. Apa yang tampaknya universal adalah bahwa setiap budaya mempunyai suatu proses berpikir, namun setiap budaya mewujudkan proses tersebut dengan cara yang berbeda.
j.        Kepercayaan dan sikap
Barangkali klasifikasi yang paling sulit adalah memastikan tema-tema kepercayaan utama sekelompok orang, dan bagaimana faktor ini serta faktor-faktor lainnya mempengaruhi sikap-sikap mereka terhadap diri mereka sendiri dan orang-orang lain, dan apa yang terjadi dalam dunia mereka. Orang-orang dalam semua budaya tampaknya mempunyai perhatian terhadap hal-hal supernatural yang jelas dalam agama-agama dan praktek-praktek agama mereka.[5]



4.      Pewarisan Budaya
Merupakan suatu proses peralihan nilai-nilai dan norma-norma yang dilakukan dan diberikan melalui pembelajaran oleh generasi tua ke generasi yang muda.
Proses pewarisan budaya:
a.       Internalisasi
Proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai dari lahir hingga akhit hayat nya. Sepanjang hayat nya seseorang terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat nafsu, dan emosi kemudian menjadi sebuah kepribadian.
b.      Sosialisasi
Proses seorang individu belajar berinteraksi dengan sesamanya dalam suatu masyarakat menurut sistem nilai, norma, dan adat istiadat yang mengatur masyarakat yang bersangkutan.
c.       Enkulturasi
Proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap adat, sistem norma, serta semua aturan yang ada di dalam kebudayaan suatu masyarakat.[6]
5.      Perubahan Kebudayaan

Perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.




Faktor-faktor utama penyebab perubahan budaya dalam suatu masyarakat:
a.      Inovasi
Proses perubahan untuk menuju sesuatu yang baru. Perubahan ini dipengaruhi karena kemajuan teknologi dan ekonomi. Perubahan budaya ini terjadi karena kesadaran masyarakat terhadap kekurangan-kekurangan yang ada dalam kebudayaan mereka sehingga mereka berusaha mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut. Mereka disebut penemu dan penemuan baru mereka sangat terkait erat dengan kemajuan teknologi yang berupa discovery atau invention.
b.      Discovery
Suatu penemuan baru terhadap benda-benda kebudayaan. Discovery dapat menjadi invention apabila hasil discovery itu diakui, diterima dan diterapkan oleh masyarakat tetapi membutuhkan waktu yang panjang dan harus melalui rangkaian penciptaan-penciptaan.
c.       Invention
Suatu penemuan baru yang dapat mempengaruhi berbagai kehidupan masyarakat seperti dalam bidang sosial, politik, pendidikan, agama dan budaya, penemuan ini merupakan puncak dariinovasi dan discovery.[7]

C.    Pengaruh Budaya dalam Kehidupan Manusia
1.       Budaya bagi Individu             
       Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial sekaligus ranah indifidual. Pada ranah sosial di karenakan budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama yang lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan incidental. Dari kehidupan bersama tersebut selanjutnya di adakanlah aturan-aturan, nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan hingga kadang sampai pada kepercayaan transcendental yang kesemuanya berpengaruh sekaligus.
Sekaligus menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang masuk dalam kehidupan bersama. Semua tata nilai, prilaku dan kepercayaan yang di miliki sekelompok individu itulah yang disebut budaya.
2.        Kepribadian dalam lintas budaya
         Kebribadian merupakan konsep dasar psikologi yang berusaha menjelaskan  keunikan manusia. Kepribadian mempengaruhi dan menjadi kerangka acuan dari pola pikir, perasaan dan prilaku indifidu manusia serta bertindak sebagai asek fundamental dari setiap indifidu tersebut. Ia merupakan aspek inti keberadaan manusia manusia yang karenanya tak lepas dari konsep kemanusiaan yang lebih besar, yaitu budaya sebagai konstruk sosial. Banyak penelitian yang telah mencoba menguji pengaruh serta hubungan dari budaya dengan kepribadian sebagai bagian dari upaya memahami manusia secara paripurna.[8]










BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri, mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan.
   Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait:

a.  Jasad.
b. Hayat.
c.        Ruh.
d.       Nafs.

Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur:
a.    Id.
b. Ego.
c.  Super ego.
Hakikat manusia: pandangan dari aliran materialisme, idealisme,  realisme klasik, teologis, humanistik dan behaviorismel.
2.      Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dimana yang dimiliki oleh bersama oleh suatu kelompok yang diwariskan dalam suatu kelompok hidup masyarakat budaya besifat kompleks,abstrak, dan luas.
Unsur-unsur kebudayaan:

a.    Bahasa.
b.   Sistem pengetahuan.
c.    Organisasi sosial.
d.   Sistem peralatan hidup dan teknologi.
e.    Sistem mata pencarian hidup.
f.    Kesenian.
g.   Sistem religi.


Karakter-karakter budaya:

a.    Komunikasi atau bahasa.
b.   Penampilan.
c.    Kebiasaan makanan.
d.   Kesadaran
e.    akan waktu.
f.    Penghargaan atau pengakuan.
g.   Hubungan-hubungan.
h.   Nilai dan norma.
i.     Rasa diri dan ruang.
j.     Prosers mental dan belajar.
k.   Kepercayaan dan sikap.


Proses pewarisan budaya:
a.       Internalisasi
b.      Sosialisasi
c.       Enkulturasi
Faktor-faktor utama penyebab perubahan budaya:
a.       Inovasi
b.      Discovery
c.       Invention

3.      Pengaruh budaya bagi kehidupan masyarakat
a. Budaya bagi individu.
b.Kepribadian dalam lintas budaya.









Daftar Pustaka

Dr. Deddy mulyana, M.A. komunikasi antar budaya , bandung: PT. Remaja rosdakarya.






[1] http://zellandra.blogspot.com/2012/03/makalah-manusia-dan-kebudayaan.html
[2] http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/03/14/manusia-dan-kebudayaan/
[3]cc
[4] http://aliseptiansyah.wordpress.com/2013/01/24/manusia-dan-kebudayaan.html
[5] Dr. Deddy mulyana, M.A. komunikasi antar budaya , bandung: PT. Remaja rosdakarya, cetakan 9, hlm. 58
[8] http://zellandra.blogspot.com/2012/03/makalah-manusia-dan-kebudayaan.html